Sabtu, 31 Agustus 2019

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Memiliki Anak

 

Setiap pasangan suami istri yang baru saja membangun rumah tangga, tentu keinginan mereka adalah segera memiliki buah hati. Kehadiran anak kerap dianggap sebagai suntikan semangat baru sekaligus rezeki yang wajib disyukuri. Siapapun tentu bahagia ketika akhirnya penantian momongan itu tiba dan berubah statusnya menjadi orangtua.

Dan selayaknya orangtua di manapun, mereka tentu ingin memberikan hal yang terbaik untuk anak. Untuk bisa mewujudkannya, tentu harus dipersiapkan sejak awal yang akhirnya berkaitan dengan urusan keuangan. Satu hal yang harus Anda ingat, memiliki anak memang sangat membahagiakan tetapi kehadirannya membuat keuangan dalam rumah tangga berubah total.

Kehadiran anggota baru yang biasanya membuat orangtua lupa akan aspek finansial bisa menimbulkan masalah baru. Untuk itulah, supaya kesejahteraan keluarga tetap bisa seimbang, diperlukan cara mengatur keuangan yang tepat setelah memiliki anak. Jangan sampai keuangan yang tidak terkontrol membuat impian Anda memberikan masa depan terbaik bagi buah hati. Seperti apa caranya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

7 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Mempunyai Buah Hati

1. Usahakan Bayar Seluruh Hutang

Membayar hutang keluargaMembayar hutang keluarga

Dalam peradaban modern seperti ini, hutang sepertinya adalah hal lazim yang dilakukan setiap orang. Entah kepada lembaga resmi seperti perbankan atau fintech, Anda mungkin juga berhutang ke orang lain. Apalagi dalam persiapan kehadiran buah hati, biasanya pengeluaran akan membengkak seperti tiba-tiba istri harus bersalin lewat operasi, maka biasanya dana darurat diperoleh dari hutang.

Nah, ketika sang buah hati yang dinanti selama sembilan bulan telah hadir, maka aspek finansial pertama yang wajib Anda lakukan adalah melunasi seluruh hutang terlebih dulu. Ketika bayi sudah hadir, finansial dalam rumah tangga harus stabil dan sebisa mungkin terbebas dari hutang. Gunakan penghasilan dengan bijak untuk melunasi seluruh hutang secara rutin jika memang tidak bisa membayar tagihan dalam satu waktu.

2. Atur Kembali Anggaran Bulanan

Mengaturan anggaran bulanan baru

Hadirnya anggota keluarga baru jelas mengubah anggaran keuangan setiap rumah tangga. Untuk itulah Anda dan pasangan harus mengatur kembali anggaran bulanan dengan memperhitungkan berbagai kebutuhan buah hati. Saat memiliki bayi, tentu akan ada pengeluaran-pengeluaran khusus yang terhitung baru seperti membeli popok, produk mandi, baju, selimut hingga botol susu dan susu formula itu sendiri.

Tak hanya bayi, sang ibu yang baru melahirkan juga akan memiliki kebutuhan baru seperti pembalut khusus usai persalinan, susu hingga bra khusus ibu menyusui. Bahkan semakin bertambahnya usia si bayi, akan ada pos-pos pengeluaran baru seperti biaya imunisasi sampai makanan dan perlengkapan lain. Karena itu tak ada salahnya Anda melakukan evaluasi anggaran keuangan keluarga minimal sebulan sekali. Dengan begitu bakal mengetahui pos pengeluaran terbesar dan memiliki strategi untuk memangkasnya.

3. Hemat Pengeluaran Sampingan

Memotong pengeluaran sampingan

Kehadiran bayi sedikit banyak memang akan memberikan beban baru ke penghasilan kepala keluarga. Supaya aspek finansial tetap stabil maka satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah memangkas pengeluaran sampingan. Beberapa di antaranya seperti biaya internet, tagihan TV kabel, tagihan listrik dan air hingga mungkin biaya belanja rokok atau make up.

Beruntung dengan kehadiran bayi, akan membuat orangtua lebih fokus padanya sehingga mungkin bakal mengubah kebiasaan main game, streaming Youtube, nongkrong di cafe sampai nonton TV hingga malam. Sementara untuk tagihan-tagihan wajib rumah tangga, ada baiknya Anda mencatatnya dalam kalender tagihan bulanan yang sudah ditandai supaya membayar tepat waktu dan terhindar dari denda.

4. Tetapkan Skala Prioritas

Menentukan skala prioritas

Setelah menghemat pengeluaran sampingan, maka Anda akan memiliki skala prioritas. Maksudnya adalah pos-pos pengelaran pasti setiap bulan yang tidak diganggu gugat. Misalkan saja jelas dengan kehadiran bayi, Anda tentu wajib membeli popok dan perlengkapan mandi, sehingga uang yang biasanya dipakai beli tas atau sepatu bisa beralih ke hal yang lebih penting.

Dengan adanya skala prioritas, orangtua bisa lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan wajib bagi keluarga dan si bayi. Jika perlu, bagi kebutuhan yang bersifat mendesak dan tidak sehingga Anda bisa terhindar dari pemborosan. Lakukan perundingan skala prioritas ini dengan pasangan agar bisa mengontrol pos pengeluaran yang membutuhkan biaya terbesar. Jangan malu untuk membeli produk yang lebih terjangkau asalkan sesuai kebutuhan jika memang kemampuan finansial terbatas.

5. Tentukan Rencana Keuangan Masa Depan

Rencana keuangan baru

Kalau Anda sudah membayar hutang, mengatur anggaran rumah tangga yang baru, menghemat pengeluaran dan menetapkan skala prioritas, maka hal berikutnya yang bisa dilakukan adalah menentukan rencana keuangan masa depan. Tak bisa dipungkiri jika hadirnya buah hati, membuat Anda memiliki tujuan keuangan baru. Dan dalam skala rumah tangga, tujuan keuangan ini bisa dibagi menjadi tiga bagian.

Ketiganya adalah tujuan jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (3-5 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 5 tahun). Biasanya tujuan jangka pendek dan menengah berkaitan dengan dana kesehatan seperti vaksin bayi dan jangka panjang berkaitan dengan dana pendidikan anak. Tak cuma dana pendidikan hingga SD, orangtua tentu ingin buah hati bisa sekolah sampai perguruan tinggi sehingga supaya bisa mewujudkannya, harus direncanakan sejak dini. Jika perlu, cari informasi asuransi pendidikan anak yang terbaik.

6. Siapkan Tabungan dan Dana Darurat

Sisihkan tabungan dana darurat

Agar aspek finansial keluarga bisa makin terkontrol, ada dua hal yang wajib dilakukan yakni tetap sebisa mungkin menyisihkan penghasilan untuk tabungan dan dana darurat. Alih-alih menyisakan, Anda harus menyisihkan dengan memotong 10-30% pendapatan di awal untuk kedua hal tersebut. Dengan menyisihkan pendapatan di awal, maka Anda tak lagi memiliki alasan penghasilan habis untuk kebutuhan.

Tak perlu langsung mematok nilai besar, lakukan penyisihan ini sedikit demi sedikit karena nanti ke depannya bisa digunakan untuk pembelian aset bergerak. Sementara untuk dana darurat, usahakan menyiapkan minimal 6-12 kali gaji supaya bisa berjaga-jaga ketika terjadi kondisi di luar dugaan sehingga aspek finansial keluarga tetap terjaga.

 

Pecinta seni yang harus menikahi jurnalistik dan penulisan

1 komentar:

  1. Thanks infonya. Oiya saya juga punya nih referensi tulisan yang bocorin cara cerdas agar rumah tangga bisa sejahtera. Penasaran? Yuk cek di sini: Tips keuangan rumah tangga

    BalasHapus